Assalamu'alaikum.. Selamat Membaca..

Friday 26 September 2014

Arep dadi uwong opo uwuh?

Saya adalah anak pertama dari dua bersaudara. Bapak dan ibuku sukses memiliki anak sepasang, perempuan dan laki-laki. Sebagian orang memang beranggapan demikian. Sudah lengkap rasanya jika memiliki anak laki-laki dan perempuan, dua anak saja cukup, tidak ada alasan untuk menambah momongan lagi. Lain halnya dengan pasangan suami istri yang baru memiliki anak dengan jenis kelamin yang sama, pasangan itu akan berusaha untuk menambah momongan dengan harapan bisa mendapatkan anak dengan jenis kelamin yang berbeda. Hal ini sering terjadi dengan saudara atau kerabat saya. Padahal mereka sering bilang, anak laki-laki dan perempuan sama saja. Tapi toh nyatanya tetap mengharapkan untuk dapat memiliki anak sepasang, laki-laki dan perempuan.

Keluargaku adalah contoh keluarga yang mengikuti slogan Keluarga Berencana, Dua Anak Cukup. Tetapi ibuku sudah meninggal sekitar 4 tahun lalu, jadi kami saat ini tinggal bertiga, saya, adek laki-lakiku dan bapak. Bapak adalah seorang Pujakesuma, Putra Jawa Kelahiran Sumatera. Bapak memang dilahirkan di Sumatera, namun besar di Jawa bersama dengan mbah kakung dan mbah utinya. Walaupun tinggal bersama kakek dan neneknya, bapak tidak dimanja sama sekali, seperti yang kebanyakan dilakukan oleh kakek dan nenek terhadap cucunya. Apapun yang cucunya mau, akan berusaha untuk dituruti. Hal ini tidak terjadi pada bapak. Ketika bapak menginginkan sesuatu, bapak harus berusaha sendiri. Tidak langsung diberi dengan cuma-cuma. Misalkan ketika bapak ingin minta uang jajan pada kakeknya, maka bapak akan diminta untuk membantu berjualan terlebih dahulu di warung milik kakeknya. Ketika akan berbicara dengan kakek atau neneknya, bapak diwajibkan untuk berbicara dengan Bahasa Jawa Krama Inggil. Bahasa Jawa Krama Inggil adalah bahasa yang digunakan untuk berbicara dengan orang yang lebih tua atau dihormati. Apa yang terjadi jika bapak berbicara dengan Bahasa Indonesia atau bahkan dengan Bahasa Jawa Ngoko? Bapak tidak akan didengarkan sama sekali. Bahasa Jawa Ngoko adalah bahasa yang digunakan untuk berbicara dengan teman sebaya, dianggap kurang sopan apabila digunakan untuk berbicara dengan orang yang lebih tua atau orang yang dihormati. Apa yang dilakukan oleh kakek dan nenek buyut saya bukan karena mereka tidak sayang pada bapak saya. Justru karena mereka sayang, maka bapak saya dididik dengan cara seperti itu. Mereka tidak ingin bapak tumbuh menjadi lelaki yang lemah, manja, dan tidak tangguh. Karena terbiasa dididik untuk tidak dimanja, akhirnya bapak bisa hidup mandiri. Bapak tidak menggantungkan hidupnya pada kedua orangtuanya. Bapak tumbuh menjadi lelaki yang tangguh.

Mungkin dari latar belakang itu, bapak ingin anaknya juga tumbuh menjadi anak yang mandiri dan tidak manja. Tidak menggantungkan semuanya pada orangtua. Bapak memang cenderung keras dalam mendidik anaknya, terutama masalah pendidikan. Bapak akan marah jika anaknya malas untuk belajar. Seperti yang terjadi sore itu, ketika saya dan adek malah asyik menonton televisi, padahal saat itu adalah JBM (Jam Belajar Mayarakat) dan besok pagi kami harus sekolah. Bapak keluar dari kamar dan berkata, “Arep dadi uwong opo uwuh?” Saya dan adek terdiam sesaat untuk memikirkan makna dari ungkapan yang diucapkan bapak. Bapak bukanlah tipe orang yang banyak bicara. Bapak itu cenderung sedikit bicara, tetapi sekalinya bicara, yang keluar adalah seperti ungkapan atau nasihat pada anaknya.




Uwong dan Uwuh, kedua kata itu sedikit mirip pengucapannya. Namun memiliki makna yang jauh berkebalikan. Uwong dalam Bahasa Indonesia bermakna orang. Orang yang dimaksud di sini bukan lagi orang dalam artian sebagai manusia, tetapi lebih pada orang yang memiliki nilai di masyarakat. Mungkin lebih mengarah pada orang yang sudah sukses dan telah menjadi sesuatu. Bisa saja karena orang tersebut memiliki pendidikan yang tinggi sehingga dihormati oleh masyarakat. Atau ketika orang sukses menjadi pengusaha besar setelah memulai usahanya dari kecil. Ada berbagai cara agar kita bisa menjadi “orang”. Apapun bisa dilakukan, mulai dari hal yang kecil. Misalkan ketika kita masih sebagai pelajar, maka kita bisa memulai usaha dengan belajar. 

Sedangkan Uwuh bermakna sampah. Sampah di sini bukan bermakna sebatas sisa bahan yang tidak dipakai dan harus dibuang, melainkan “sampah” dalam masyarakat. “Sampah” dalam masyarakat yaitu orang yang dianggap hanya memberikan efek negative bagi lingkungan. Orang yang keberadaannya cenderung tidak diharapkan karena dianggap hanya meresahkan masyarakat. Saya yakin, tidak ada orang yang ingin menjadi “sampah” dalam masyarakat.

Dengan ungkapan Arep dadi uwong opo uwuh, bapak ingin menegaskan pada kedua anaknya, akan menjadi bagian masyarakat yang mana. Bagian masyarakat yang uwong kah atau uwuh kah? Tentu kami memilih untuk menjadi uwong. Apakah cukup dengan ingin menjadi uwong tanpa ada usaha? Tentu tidak. Kami harus konsisten dengan pilihan yang sudah kami pilih. Memilih untuk menjadi uwong  berarti kami harus berusaha agar bisa menjadi "orang". Bagaimana caranya? Karena kami masih berstatus sebagai pelajar dan mahasiswi, yang bisa kami lakukan adalah dengan belajar dan rajin membaca. Setelah menyelesaikan study kami, kami diberi pilihan untuk menjadi apapun sesuai dengan minat kami.  Selain itu kami juga harus bersosialisasi dengan masyarakat di lingkungan kami, sehingga masyarakat tahu bahwa kami ada. Bukan hanya sekedar hidup dan sibuk dengan rutinitas sehari-hari dan tidak menyempatkan diri untuk bersosialisasi dengan masyarakat. Kita bisa berbuat sesuatu untuk masyarakat, menyumbang apapun yang kita bisa, tenaga, ide atau materi.

Semoga kita semua bisa menjadi "orang" dengan cara kita masing-masing, dan bukan menjadi "sampah" bagi masyarakat.

Tulisan ini disertakan dalam kontes GA Sadar Hati – Bahasa Daerah Harus Diminati



Monday 22 September 2014

gak boleh minum es krim :(

haii,,

aku balik lagi..


bukan, bukan buat belajar nulis kayak yang aku janjiin kemaren. aku lagi bete parah.. sumpah, bete parah.. aku boleh kan cerita sama kamu? boleh yaaa...


fiuuhhhh...


bentar, aku tarik napas dalam-dalam dulu..


susah yaa ngetik pas posisi emosi lagi di ubun-ubun.. salah-salah ntar yang diketik malah kata-kata kasar semua. tapi aku pengen cerita. aku lagi bete. aku lagi sebel.


iya, aku emang orangnya keras, emosional, jutek dan apapun itulah.. tapi inget kan? singa gak akan gigit kamu, kalo kamu gak ganggu dia.. aku bakal baek-baek ke kamu, kalo kamu jg baek-baek ke aku..


aku bingung gimana mau ceritanya. iya, mungkin efek emosiku masih di ubun-ubun, jadi mau nulis aja nih tangan gemeteran.. tapi lebih baik aku ungkapin di sini, biar suatu saat kalo perasaanku udah normal lagi, aku bisa ngetawain tulisanku pas lagi emosi gini, hahahaha...


jadi gini, aku abis mengungkapkan apa yang aku pengen. aku abis memperjuangkan apa yang slama ini sebenernya aku mau. paham gak? gini deh, biar gampang.. aku bikin perumpamaan yaa..





kalian sekeluarga 4 bersodara.. terus kalian itu udah diwanti-wanti ayah, pokoknya kita berempat gak boleh minum es krim. terserah mau minum apa aja, yang penting jangan minum es krim. pas kita tanya, kenapa gak boleh minum es krim? ayah cuma jawab, perintah dari ibu yang gak ngebolehin kita minum es krim, tanpa ada penjelasan riil apapun yang bisa kita terima dengan akal sehat. dasarnya kita emang anak yang penurut, yaudin, kita iyain kata ayah.. gak pernah kita yang namanya nyentuh es krim, apalagi minum es krim..

tapi yang namanya waktu yaa, gak bisa ketebak apa yang akan terjadi di suatu hari nanti. karna kita gak punya mesin waktu buat ngintip apa yang akan terjadi di esok hari. jadi, kita cuma bisa menapaki waktu-demi waktu, dengan sebaik mungkin, supaya kita gak nyesel udah nglewatin waktu begitu aja..
suatu hari, itu panas banget.. 1 dari keempat bersodara itu lagi maen sama temen-temennya.. sebut aja namanya Wita.. temen-temen Wita semua minum es krim, karna emang cuaca lagi mendukung banget buat mereka minum es krim. bayangin aja, cuaca lagi terik, kalian bisa minum es krim bareng-bareng di bawah pohon sambil ngobrol, wuiihhhh... seger bet!!! tapi Wita cuma bisa nelen ludah, dia cuma bisa menghapus dahaga di kerongkongannya dengan minum air putih. iya, minum air putih doang.. temen Wita ada yang nyeletuk "kenapa kamu cuma minum air putih aja? kamu gak mau minum es krim?" Wita cuma bisa geleng-geleng kepala.. dia takut dimarahin ayahnya kalo sampe ketauan minum es krim..
Wita pulang dengan langkah ogah-ogahan.. males banget dia pulang.. sebenernya Wita pengen banget minum es krim. akal kritisnya mulai muncul, kenapa dia gak dibolehin minum es krim? toh itu gak bahaya juga. temen-temennya semua minum es krim, dan mereka baik-baik aja tuh.. enggak sakit.. malahan mereka jadi bahagia setelah minum es krim.. akhirnya, Wita memberanikan diri buat nanya ke ayahnya.




"Ayah, aku boleh minum es krim?"




"Enggak. Kamu dan sodaramu yang lain gak boleh minum es krim."




"Kenapa gak boleh?"




"Kan ini perintah dari ibu, pokoknya kalian gak boleh minum es krim"




"Ayah, temen-temenku minum es krim, dan mereka baik-baik aja. bahkan mereka malah jadi seneng setelah minum es krim. Mereka bisa ketawa-ketawa setelah minum es krim. Es krim tu seger banget yah diminum waktu lagi pan.."




belom selesei Wita ngomong, udah dipotong sama ayahnya,




"Sudahlah, terserah kamu mau minum apa aja, yang penting jangan pernah minum es krim. Ini perintah dari ibu. ibu bilang, keempat anakku gak boleh ada yang minum es krim. kamu nurut aja apa kata ibumu, ayah hanya menyampaikan pesan ibumu"




kemudian ayah pergi. Wita masih kesal, kenapa dia tetap gak dibolehin minum es krim? tanpa ada alasan yang jelas.. Wita ngambek.. dia malas unuk ketemu ayahnya..




3 hari berlalu, dan Wita sudah kembali normal. dia sudah berusaha untuk menerima perintah dari ibunya untuk tidak minum es krim. dia juga sadar, gak baik marah lebih dari 3 hari..
hari berganti, dan tibalah hari itu.. yang membuat Wita kembali kesal.. di luar cuaca sedang panas, Wita buru-buru masuk ke rumah karna sudah gak tahan dengan panasnya. dari luar, Wita mendengar ada yang sedang asyik ngobrol di dalam rumah. mungkin ayahnya dengan sodara-sodara lainnya.. Wita masuk ke rumah dengan mengucap salam, tapi tak ada yang menjawab. Wita mencari di mana sumber suara itu, di mana ayah dan sodaranya itu sedang berbincang. akhirnya ketemu, mereka sedang berbincang di taman belakang. sebenarnya Wita enggan untuk bergabung dengan mereka. tapi entah kenapa, hati kecilnya menuntun Wita untuk ikut berkumpul bersama mereka.




alangkah kaget hati Wita, ketika dia tau bahwa kakak laki-lakinya sedang asyik minum es krim. ada ayah di situ, dan ayah tidak marah. justru mereka asyik ngobrol dan ketawa-ketawa. dengan hati yang panas, perasaan yang kesal, Wita bertanya kepada ayahnya, "Ayah, kenapa kakak boleh minum es krim? sedangkan aku tidak?" ayah menjawab, "Kakak minum es krim atas perintah ibumu".




Wita gak mau mendengarkan lagi penjelasan dari ayahnya. Wita kesal, dia merasa ini semua tidak adil baginya. kenapa hanya kakaknya yang diperbolehkan minum es krim? kenapa dia gak boleh? ada apa ini? pertanyaan itu yang terus berputar di kepalanya. Wita masuk ke kamar, mengunci pintu, memandang ke luar jendela sambil terus berpikir, kenapa dia tidak boleh minum es krim sedangkan kakaknya boleh? tak terasa, Wita pun menteskan air mata.. dia tak tau harus kemana lagi akan mengadu..


~THE END~
Jadi gitu ceritanyaaaa... gimana? kira-kira kalo kamu ada di posisi aku, bakalan marah gak? bakalan sebel gak? selama ini kamu dilarang dengan alasan gak jelas, kemudian ada yang melanggar aturan itu, dengan alasan yang sama dengan alasan yang dipake ketika ngelarang kamu. eh, gimana sih ini nada bicaranya? aku bingung.. yaa gitulah yaa intinya.. aku yakin kamu paham kok. yaa kaaaannnn?!?

anyway, makasih banyak yaaaa :)


Monday 15 September 2014

pengen belajar nulis, semoga bukan wacana :)

selamat sianggg,,

akhir-akhir ini aku sering banget kulineran bareng temen-temen.. sekedar kongkow-kongkow, ngobrol ngalor ngidul, ketawa ngakak gak jelas.. yah intinya cuma pengen ngilangin penat dari rutinitas sehari-hari. biasanya sih kita nyobain tempat-tempat yg belom pernah kita datengin..


gak tau berawal dr kapan, tiap diajakin ke suatu tempat baru, nyari dulu review dari orang-orang yang pernah duluan ke sana. apa cobak tujuannya? Pertama, biar tau di tempat itu makanannya apa aja sih? jadi kita bisa ngerti kira2 mau makan apa di sana.. intinya sih biar gak kelamaan buka menu. tapi yaa, tetep aja sih, nyampe tempat makan juga masih bingung mau pesen apa, hehehe.. Kedua, biar bisa tau desain interior tempat makannya kayak apa.. yaa, walaupun sering ketipu sama gambar sih. seringkali yg ada difoto itu udah diedit sedemikian rupa, biar tampak bagus (yaiyalaahhhh, namanya juga promosi,). Ketiga, ini yang paling utama, biar tau harganya.. jadi sebelum ke sana, dipastiin dulu kalo harganya aman buat dompet, hahahaha...


keseringannya sih baca review tempat makan dari blog orang.. karna menurutku, kalo blog kan semacam buku harian gitu yaa, jadi yang para blogger tulis itu pastilah dari pengalaman mereka sendiri. singkat kata sih, jujur gitu.. kalo emang gak recommended yaa dibilang gak recommended, kalo recommended yaa dibilang recommended..


terusss, dari sekian banyak blog yang udah pernah aku baca, gaya penulisan mereka tuh macem-macem, ada yang mudah dipahami, ada yang bahasanya njlimet, jadi butuh tenaga ekstra buat mikir, ada yang penulisannya rada alay jadi bikin mata cape,dan lain-lain.. tapi balik lagi, cara mengekspresikan diri masing-masing orang kan beda-beda, jadi aku tetep kasih apresiasi positif. toh dari mereka juga aku bisa dapet info ini dan itu..


selain itu, mereka itu menginspirasi aku buat mau belajar nulis. dari mereka juga aku jadi pengen banget aktif nulis blog. kayaknya seru, tulisan kita dibaca orang dan mereka bisa kasih comment. apalagi kalo banyak yang ngasih apresiasi positif.. WAH.. semacam ada kepuasan tersendiri pastinyaa..


waktu itu pernah baca Beauty Blog, jd blog yang membahas tentang macam-macam kosmetik gitu. trus pengen juga bisa nulis blog tentang kecantikan. lagi nulis berapa paragraf doang, terus mulai frustasi. susah bet nulis blog tentang kecantikan.. gmn gak susah? aku gak akrab dg berbagai alat kosmetik itu. merk kosmetik yg aku pakai sekarang pun cuma 1.. bukan type orang yang demen nyoba ini itu gitu sih.. SETIA, hahahaha... bukan domain ku dah masalah kosmetik..


nah,,


yang akhir-akhir ini sering aku sambangi kan Blog Kuliner gitu, terus jadi pengen juga bisa cerita tentang pengalaman ngulinerku gitu.. (emang dasarnya pengenan sih kalo ini)..  tiap mau dateng ke tempat makan baru, udah niat banget, pokoknya ntar makanannya mau aku foto dulu buat dibikin blog. makanannya dicicipi bener-bener, ntar nanya ke temen-temen gmn pendapat mereka tentang makanan yg mereka pesen. udah niat banget dah, tapi nyatanya malah makanannya udah abis duluan sebelum difoto, baru nyadar pengen bikin blog kuliner setelah bentuk makanan udah acak adl, hahaha.. atau enggak, malah sibuk foto-foto sama temen-temen.. biasanya sih yg dipake foto itu tempat yg beda dr yang lain gitu.. duhhh..


terus kapan dong niat baikku ini bisa terwujud?


hahaha, soon lah yaa...


intinya, aku udah tau sekarang harus mulai belajar nulis darimana. aku harus nulis dari apa yang aku suka, dan yang aku paham.. paling enggak, aku udah ngerti arah dari tulisanku.. jadi tulisanku enggak berasa mekso gitu.. ntar semakin sering nulis kan jadi mau belajar berbagai hal, jadi kepancing buat cari tau tentang ini dan itu, jadi bikin gak males baca.


baiklah, mariiiii berlatih menulissss :)